PESONA PAMERAN SENI BERTAJUK "SETITIK HITAM"
Reporter : Anisa Meliana Tri Pasha
![]() |
Pengunjung
melihat – lihat karya seni lukis yang dipajang dalam pameran seni bertajuk
“Setitik Hitam” di Gedung H.B Sutopo, Galeri FRSD, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, Jum’at (08/12/2023) |
IDN Insight, Surakarta – Mahasiswa
Seni Rupa Murni menggelar pameran seni bertajuk “Setitik Hitam” bertempat di
Gedung H.B Sutopo, Galeri FSRD, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, pada hari
Jum’at (08/12/2023). Merujuk pada titik awal suatu proses yang diwakili oleh
titik hitam di tengah selembar kertas putih. Titik hitam ini melambangkan
perbedaan yang mencolok, seperti perbedaan budaya, agama, ras, gender, atau
pendapat. Akan tetapi pameran ini mengajak penonton untuk melihat lebih dekat,
menyadari bahwa titik hitam tersebut bisa menjadi pemicu perubahan,
kreativitas, dan keberanian untuk mencoba hal baru.
Karya-karya yang dipamerkan
di galeri berupa lukisan di 6 kain persegi yang masing-masing kainnya berisi
gambar lukisan yang berbeda. Pada kain pertama terdapat lukisan bergambar makanan
ubi dan pizza, kain kedua berisi lukisan dandang dan rice cooker, kain ke tiga
berisi lukisan 2 buah topeng, lukisan ke empat 2 buah baju, kain lukisan ke
lima telepon kaleng dan handphone, dan kain terakhir berisi lukisan gramofon
dan headphone. Karya tersebut memiliki arti perkembangan zaman dari zaman dahulu
hingga zaman sekarang. “Pamerannya keren, konsepnya kaya menunjukkan
perbandingan zaman jadi kaya ada makna tersirat tentang kultur dari zaman ke
zaman, terus tampilan dan tatanan pamerannya minimalis jadi ringan dilihat” ucap
fira, salah satu pengunjung pameran “setitik hitam”.
Tidak hanya 6 kain saja
namun terdapat satu kain panjang yang melunglai di tengah galeri yang berisi
banyak lukisan di kain tersebut, tentunya kain tersebut memiliki makna yang
hampir sama dengan ke enam kain yang sudah dijelaskan diatas, karya kain
ditengah menggambarkan proses perubahan zaman, dimulai dari bagian atas kain
yaitu menggambarkan zaman purba, terdapat lukisan gambar yang dimana gambarnya masih sangat abstrak, pada
bagian kain atas banyak gambar yang mencerminkan kehidupan pada zaman dahulu, seperti
jejak kaki dan tangan, ikan, ular, matahari, katak, ayam dan masih banyak lagi,
lalu bagian tengah kain menandakan zaman pertengahan yang berisi berbagai gambar
bulan, bintang, unta, putri duyung, timbangan neraca, pedang, benteng, orang
mesir, piramida mesir, dan kain bagian bawah atau terakhir menandakan zaman
sekarang yang berisi lukisan gambar camera, lampu, roket, pistol, musik,
headphone, wifi atau internet, kendaraan mobil, ekspedisi dan sebagainya.
Pameran dengan konsep “setitik
hitam” sangat menarik dan inovatif, karena pameran kali ini tidak hanya melulu menggunakan
canvas melainkan menggunakan kain. Selaku panitia penyelenggara, yaitu Yenny
Rahmawati, menerangkan bahwa pameran ini tidak hanya visual seni, tetapi juga
perjalanan ke dalam diri untuk meresapi keberagaman dan menciptakan ruang
toleransi, selain itu pameran ini juga dapat merangsang pemikiran kritis melalui seni instalasi
tentang isu-isu lingkungan dan tantangan global.
Komentar
Posting Komentar